“17 Hari, Ga Posting”
Demi masa
Sesungguhnya manusia kerugian
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran
QS. Al Ashr (103) : 1-3
Sekian hari ga main ke warnet, kangen berat juga. Jadwal tiap minggu ke warnet semenjak pertengahan Mei macet total. Gara-gara si komo lewat, eh.. gak cuma lagi sibuk aza. Sibuk liburan, asyik menikmati kebersamaan. Pulang kampung, silaturrahmi ke beberapa handai taulan de el el. Trus banyak kerjaan lainnya, terutama nyari bahan mau ikutan lomba cerpen.
Bahan-bahan postingan sudah “basbang” basi bangeet kalau mau diposting lagi. Ibarat makanan, sudah basi masih disuguhin di meja makan, siapa yang mau makan. Sama juga halnya dengan postingan, sudah basbang gitu masih di up date. Visiters malas baca jadinya. Kayak gak punya bahan baru aza mau diposting. Tapi tak masalah, selagi bisa disarrangement ulang hasilnya akan lebih wah. Seperti lagu lama jika sudah di a.u (arrangement ulang) dilempar ke pasaran malah tambah laris manis dari sebelumnya. Contohnya banyak.
Akhir-akhir ini, saya merasa seperti orang yang sangat merugi. Kenapa ?. Ya itu tadi, pekerjaan banyak yang terbengkalai, jadwal semuanya mundur, target tak pernah tercapai dan yang paling parah disiplinku lagi drop banget. Jadi malu…. Jangankan hari ini bisa lebih baik dari hari kemarin, hari kemarin-kemarin itu jauh lebih baik dari kemarin yang barusan lewat.
Yah, terkadang hidup ini memiliki pasang surut. Semangat untuk berkarya drop sampai ke level terendah lagi patah semangat. Trus, bagaimana cara mengembalikan semangat itu ke level tertinggi ?. “Harus ada pengingat”
Kalau dulu selagi saya masih tinggal bersama orang tua merekalah yang jadi “pengingat”. Misalnya saya terlalu asyik nonton TV, biasanya ibu akan berkomentar “Kerjakan tugas yang lain jangan nonton terus”. Atau ketika saya tenggelam menyelam dalam buku dan lupa waktu kalau sudah tengah malam. Disini tugas ayah yang mengingatkan, “Istirahat, masih ada hari esok. Mata juga butuh istirahat”.
Sekarang situasinya sudah berbeda. Atas nama “ingin mandiri” segala sesuatu tanggung sendiri. Termasuk mengingatkan diri sendiri, jangan sampai merugi dalam pemanfaatan waktu. Minimal seri, maksudnya gak rugi juga gak untung. Bagusnya sich jadi yang beruntung.
Kembali ke masalah “pengingat”, disaat saya drop atau lagi patah semangat biasanya saya akan sering membaca QS. Al Ashr. Memahami maknanya dan menasehati diri saya sendiri. Dan, satu lagi, dinding kamar kos saya tempeli dengan kata-kata penyemangat yang dapat memicu tumbuhnya semangat baru. Dari sekian kata-kata yang tertera, saya sangat menyukai kata-kata yang sengaja saya kutif dari websitenya Ust. Satria Hadi Lubis, MM “Just do it ! No reasonable !” Lakukan ! Jangan banyak alasan !. Kalimatnya terkesan kejam tapi untuk maju, diri itu perlu dipicu dengan kata-kata yang bernilai positif. Pembagian waktu seefektif dan seefisien mungkin kalau tak ingin merugi.
Setiap makhluk masing-masing dianugrahi 24 jam sehari semalam. Mulai dari pengangguran hingga bisnisman, anak-anak hingga orang tua. Semuanya diberi jatah yang sama, 24 jam. Kenapa ada yang bisa sukses dan ada juga yang gagal ?. Jawabannya adalah “pemanfaatan waktu”.
Mulai sekarang, saya, anda dan kita semua marilah belajar memanfaatkan waktu yang masih tersisa. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang merugi. Saya bukan untuk menggurui karena saya bukan seorang guru tapi saya adalah orang yang merasa punya tanggung jawab untuk saling mengingatkan terutama mengingatkan diri saya sendiri. Untuk kembali mendisiplinkan diri, kembali ke peta kehidupan awal yaitu berkarya, berkarya dan terus berkarya.
Lagi memperbaiki diri dalam "Bengkel Hati"
Rantauprapat, 020607
Vina Regar
Demi masa
Sesungguhnya manusia kerugian
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran
QS. Al Ashr (103) : 1-3
Sekian hari ga main ke warnet, kangen berat juga. Jadwal tiap minggu ke warnet semenjak pertengahan Mei macet total. Gara-gara si komo lewat, eh.. gak cuma lagi sibuk aza. Sibuk liburan, asyik menikmati kebersamaan. Pulang kampung, silaturrahmi ke beberapa handai taulan de el el. Trus banyak kerjaan lainnya, terutama nyari bahan mau ikutan lomba cerpen.
Bahan-bahan postingan sudah “basbang” basi bangeet kalau mau diposting lagi. Ibarat makanan, sudah basi masih disuguhin di meja makan, siapa yang mau makan. Sama juga halnya dengan postingan, sudah basbang gitu masih di up date. Visiters malas baca jadinya. Kayak gak punya bahan baru aza mau diposting. Tapi tak masalah, selagi bisa disarrangement ulang hasilnya akan lebih wah. Seperti lagu lama jika sudah di a.u (arrangement ulang) dilempar ke pasaran malah tambah laris manis dari sebelumnya. Contohnya banyak.
Akhir-akhir ini, saya merasa seperti orang yang sangat merugi. Kenapa ?. Ya itu tadi, pekerjaan banyak yang terbengkalai, jadwal semuanya mundur, target tak pernah tercapai dan yang paling parah disiplinku lagi drop banget. Jadi malu…. Jangankan hari ini bisa lebih baik dari hari kemarin, hari kemarin-kemarin itu jauh lebih baik dari kemarin yang barusan lewat.
Yah, terkadang hidup ini memiliki pasang surut. Semangat untuk berkarya drop sampai ke level terendah lagi patah semangat. Trus, bagaimana cara mengembalikan semangat itu ke level tertinggi ?. “Harus ada pengingat”
Kalau dulu selagi saya masih tinggal bersama orang tua merekalah yang jadi “pengingat”. Misalnya saya terlalu asyik nonton TV, biasanya ibu akan berkomentar “Kerjakan tugas yang lain jangan nonton terus”. Atau ketika saya tenggelam menyelam dalam buku dan lupa waktu kalau sudah tengah malam. Disini tugas ayah yang mengingatkan, “Istirahat, masih ada hari esok. Mata juga butuh istirahat”.
Sekarang situasinya sudah berbeda. Atas nama “ingin mandiri” segala sesuatu tanggung sendiri. Termasuk mengingatkan diri sendiri, jangan sampai merugi dalam pemanfaatan waktu. Minimal seri, maksudnya gak rugi juga gak untung. Bagusnya sich jadi yang beruntung.
Kembali ke masalah “pengingat”, disaat saya drop atau lagi patah semangat biasanya saya akan sering membaca QS. Al Ashr. Memahami maknanya dan menasehati diri saya sendiri. Dan, satu lagi, dinding kamar kos saya tempeli dengan kata-kata penyemangat yang dapat memicu tumbuhnya semangat baru. Dari sekian kata-kata yang tertera, saya sangat menyukai kata-kata yang sengaja saya kutif dari websitenya Ust. Satria Hadi Lubis, MM “Just do it ! No reasonable !” Lakukan ! Jangan banyak alasan !. Kalimatnya terkesan kejam tapi untuk maju, diri itu perlu dipicu dengan kata-kata yang bernilai positif. Pembagian waktu seefektif dan seefisien mungkin kalau tak ingin merugi.
Setiap makhluk masing-masing dianugrahi 24 jam sehari semalam. Mulai dari pengangguran hingga bisnisman, anak-anak hingga orang tua. Semuanya diberi jatah yang sama, 24 jam. Kenapa ada yang bisa sukses dan ada juga yang gagal ?. Jawabannya adalah “pemanfaatan waktu”.
Mulai sekarang, saya, anda dan kita semua marilah belajar memanfaatkan waktu yang masih tersisa. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang merugi. Saya bukan untuk menggurui karena saya bukan seorang guru tapi saya adalah orang yang merasa punya tanggung jawab untuk saling mengingatkan terutama mengingatkan diri saya sendiri. Untuk kembali mendisiplinkan diri, kembali ke peta kehidupan awal yaitu berkarya, berkarya dan terus berkarya.
Lagi memperbaiki diri dalam "Bengkel Hati"
Rantauprapat, 020607
Vina Regar